Jumat, 29 Juni 2012

MOLA HILATIDOSA


MAKALAH ASKEB 4 PATOLOGI
Tentang
MOLA HIDATIDOSA
DISUSUN
GUSFIDIRA DARMA

DOSEN
DEVI SYARIEF,S.SiT,M.Keb

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
Prodi DIII Kebidanan
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul”MOLA HIDATIDOSA”
Dalam penulisan makalahini penulis banyak mendapat kesulitan karena terbatasnya pengalaman dan wawasan penulis.Namun dengan bantuan dari berbagai pihak,akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.Untuk itu penulis menyampaikan terimakasihkepda dosen pembimbing mata kuliah ASKEB IV(Patologi) serta pihak yang membantu pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
                                                                                                                            

Padang,April 2012

                                                                                                          Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
           I.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
           I.2 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................... 2
           2.I Pengertian Mola hidatidosa..................................................................... 2
 2.2 Etiologi Mola hidatidosa......................................................................... 2
           2.3Tanda dan gejala Mola............................................................................. 3
           2.4 Patofisiologi Mola hidatidosa................................................................. 4
           2.5 Komplikasi Mola hidatidosa................................................................... 5
           2.6 Terapi Mola hidatidosa........................................................................... 6
           2.7 Penatalaksanaa Mola hidatidosa............................................................. 7
     KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN........................................................ 8
  BAB.III KESIMPULAN................................................................................... 23
  DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24



BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
          Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan cirri-ciri stromavillus komolis longka vaskulonsasi dan edamatus.Janin biasanya meninggal,akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edomatus itu hidup dan tumbuh terus,gambaran yang diberikan ad alah segugus buah anggur.Uterus lebih cepat besar dan biasanya penderita mengeluh tentang mual,muntah,terjadi perdarahan pervaginam.Kadang-kadang pengeluaran darah disertai dengan pengeluaran beberapa gelembung volus.

I.2.TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mendapatkan  gambaran umum tentang asuhan kebidanan yang komprehensif terhadap pasien mola hidatidosa

2.      Tujuan Khusus
·         Mampu melakukan pengkajian dan menentukan diagnose kebidanan pada kasus mola hidatidosa.
·         Mampu menyusun rencana asuhan sesuai kebutuhan pasien.
·         Mengetahui apa itu mola hodatidosa.





BAB II
TINJAUAN TEORI

2.I.PENGERTIAN
          Mola hidatidosa adalah penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh villi korealis mengalami perubahan hidrofik (Prof.Ida Bagus Gede Manuaba,2007)
          Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio,tetapi terjadi proliferasi dari villi korialis disertai dengan degenerasi hidrofik.(Fadlun,20011)
          Mola hidatidosa disebut juga kehamilan anggur yaitu karena adanya jonjot korion(chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyarupai anggur atau mata ikan.Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.

2.2.ETIOLOGI
          Penyebab mola hidatidosa secara pasti belum diketahui.Berbagai factor yang menyebabkan antara lain:
ü  Faktor ovum : ovum yang sudah patologik mati api terlambat keluar.
ü  Immuno selektif dari trofoblas.
ü  Keadaan sosioekonomi yang rendah
ü  Kekurangan protein
ü  Infeksi virus
ü  Defisiensi vitamin A
ü  Perkawinan usia muda kurang dari 15 tahun atau di atas 45 tahun
2.3.TANDA DAN GEJALA
Pada awalnya, mola hidatidosa sering sulit dibedakan dari kehamilan biasa yang ditandai dengan amenorea (tidak dapat haid), mual muntah, pusing, dan lain-lain akan tetapi, mual dan muntah-muntah sering lebih hebat akibat tingginya kadar hCG yang dihasilkan oleh trofoblas yang berproliferasi. Kadang menunjukkan tekanan darah yang tinggi dimana merupakan gejala awal preeclampsia (keracunan kehamilan), tetapi terjadinya lebih awal dibawah umur kehamilan 20 minggu. Pada 50% pasien, ukuran uterus lebih besar dari yang diperkirakan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Di dalam air seninya pun biasanya ditemukan kadar protein yang tinggi. Perdarahan merupakan gejala terbanyak (97,6) dan dapat bervarias dari perdarahan setetes sampai perdarahan hebat disertai keluarnya gelembung cairan yang mirip buah anggur pada minggu ke-12 sampai ke-14. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villi-villi yang edematous itu hidup dan tumbuh terus. Jaringan trofoblas pada villi berproliferasi mengeluarkan hormon human chorion gonadotrophin (hCG) dalam jumlah yang besar. Kadar hCG yang tinggi pada kehamilan lebih dari 80 hari sangat memperkuat diagnosis mola hidatidosa. Pemeriksaan USG pada umur kehamilan 8-10 minggu akan menghasilkan gambaran mirip badai salju (snow storm atau snow flake pattern).
a.       Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
·         Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal misalnya mual muntah yang berlebihan.
·         Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum ( pusing,gangguan penglihatan,dan tekanan darah tinggi)
·         Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak
·         Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
·         Keluar jaringan mola(seperti anggur)yang merupakan diagnosis pasti,namun jaringan mola ini tidak selau di temukan.
b.      Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala sebagai berikut:
·         Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuning-kuningan.
·         Jika gelembung mola sampai keluar maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
c.       Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
·         Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan.
·         Tidak teraba bagian-bagian ballothement janin dan gerakan janin.

d.      Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
·         Tidak terdengar DJJ
·         Terdengar bising dan bunyi khas.
e.       Pada tes kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi.
f.       Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
·         Rahim lebih besar.
·         Konsistensi lebih lembek
·         Tidak ada bagian-bagian janin
·         Teraba jaringan di kanalis servikalis dan vagina.
g.      Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin
h.      Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju(gambaran yang khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
i.        Pemeriksaan laboratorim seperti;
·         Beta hCG urin lebih dari 100.000mIU/ml
·         Beta hCG serum di atas 40.000 IU/ml
2.4.PATOFISIOLOGI
          Setelah ovum dibuahi,terjadi pembagian dari sel tersebut.Tidak lama kemudian terbentuk biastokista yang mempunyai lumen dan dinding luar.Dinding ini terjadi atas sel-sel ekstoderm yang kemudian menjadi tropoblash.
          Sebagian vili berubah menjadi gelembung berisi cairan jernih,biasa tidak ada janin.Gelembung-gelambung atau tesikel ukurannya bervariasi mulai dari yang mudah dilihat,sampai beberapa sentimeter,bergantung dalam beberapa kelompok dari tangkai yang tipis.Masa tersebut dapat tumbuh cukup besar sehingga memenuhi cavum uteri.Pembesaran uterus sering tidak sesuai dan melebihi usia kehamilan.
          Pada beberapa khusus,sebagian pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm.Keadaan ini disebut mola parsial.
          Ada beberapa kasus pertumbuhan dan perkembangan villi korealis berjalan normal sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang.
a.       Teori Missed Abortion
Mudigan mati pada kehamilan tiga sampai lima minggu,karena terjadi gangguan peredaran darah,sehingga terjadi penemuan cairan dalam jaringan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.
b.      Teori Neoplasma dari park
Bahwa yang normal adalah sel trofoblast yang mempunyai fungsi abnormal pula,dimana terjadi cairan yang berlebihan dalam villi sehingga timbul gelembung,hal ini menyebabkan peredaran gangguan peredaran darah dan kematian mudigan.

2.5.DAMPAK MASALAH(KOMPLIKASI)
          Dampak terhadap fisik
          Dampak adanya penyakit mola hidatidosa akan menimbulkan penyakit lain   seperti:
1.      Perdarahan
Sebelum terjadi keguguran,mola hidatidosa biasanya menunjukkan perdarahan sedikit-sedikit tapi berulang-ulang.Meskipun perdarahan sedikit ,namun karena berlangsung berminggu-minggu maka kehilangan darah dapat menimbulkan anemia pada penderita.Sewaktu terjadi keguguran pada mola hidatidosa biasanya terjadi perdarahan yang hebat dan bila tidak ditangani akan menyebabkan shock dan mungkin kematian .
2.      Perforasi
Mola hidatidosa yang ganas dan tindakan yang kurang hati-hati dapat menyebabkan perforasi.Jika terjadi perforasi pada saat melakukan curretge lakukan hal berikut:
·         Hentikan  kuretase
·         Observasi kemungkinan:
a.       Abdomen akut akibat perdarahan intraabdomen
b.      Infeksi dengan suhu tubuh yang meningkat
c.       Laparatomi untuk menghentika perdarahan,diikiti dengan histerotomi untuk mengeluarkan sisa jaringan mola hidatidosa.
d.      Pada primigravida yang masih hamil,dilakukan penjahitan kembali bekas perforasi.
3.      Embolisasi
Sejumlah trombiast dengan tampak stroma villi keluar dari uterus dan masuk ke dalam vena terutama pada saat ekspulasi spontan atau evaluasi terapeutik yang benar.Volume yang masuk ke dalam vena dapat sedemikian besar,sehingga menyebabkan tanda dan gejala emboli paru akut dan makanan total.Kemungkinan yang terjadi jika emboli yaitu dapat terjadi dispne,takikardi,terjadi penurunan tekanan darah.
4.      Peradangan
Karena banyak mengeluarkan darah maka daya tahun tubuh menurun dan kuman-kuman masuk sehingga dapat menimbulakan infeksi
5.      Timbulnya keganasan
Selama 2-3 tahun setelah melakukan histerektomi pada penderita dengan mola hidatidosa tetap ada kemungkinan timbulnya tumor gana yaitu chariot carcinoma.


Dampak Psikologis
                      Dengan adanya penyakit mola hodatidosa akan mengganggu psikologis pasien seperti pasien akan merasa putus asa,emosi yang tidak stabil dan mungkin pasien tindak bias menerima kondisi kesehatannya serta perasaan takut jika pengobatan yang diberikan tidak dapat menyembuhkan penyakitnya.
2.6.TERAPI MOLA HIDATIDOSA
Terapi mola hidatidosa dapat dijabarkan dalam dua bentuk untuk dua keadaan:
1)      Terjadi perdarahan dan ekspulsi jaringan mola hidatidosa.
·         Persiapan pemasangan infuse dan rencana transfuse darah
·         Lakukan curettage suction
o   Lindungi dengan oksitosin drip,sehingga uterus segera mengecil mengikuti dikeluarkannya jaringan mola.
o   Ikuti dengan kuretase tajam sehingga sehingga sebagian jaringan mola dapat dikeluarkan.

·         Observasi tingginya fundus uteri,kontraksi dan perdarahan
·         Evaluasi perdarahan(darah,urin lengkap,jumlah trombosit dll)
2)      Diagnosis mola hidatidosa dapat ditegakan,tetapi tidak terjadi perdarahan dan ekspulsi jaringan mola.Persiapan yang dilakukan adalah pemeriksaan labor seperti pemeriksaan darah dan urin lengkap.
2.7.PENATALAKSANAAN
o   Perbaiki keadaan umum
o   Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh
o   Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
o   Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
o   Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
o   Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif.
o   Periksa ulang
    Ibu di anjurkan untuk tidak hamil dulu dan di anjurkan memakai kontrasepsi dan lain lain.Kehamilan dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan observasi juga dinasehatkan untuk memenuhi jadwal periksa selama 2-3 tahun.
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
          Proses manajemen kebidanan merupakan pemecahan masalah agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.Proses ini merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.Proses ini menguraikan bagaiman perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan.Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan komprehensif yang aman dapat tercapai.Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yamg logis dan memberikan pengertian yang menyatukan penegetahuan,hasil temuan,dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.(Varney,1997)
          Proses manajemen menurut Varney(1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodic.Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
          Ketujuh langakah tersebut diterapkan dalam kasus ini yaitu didapatkan hasil sebagai berikut:
I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
    A.DATA SUBJEKTIF
a.      Biodata atau identitas klien dan suami

v  Nama klien dan suaminya
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama antara satu klien dengan klien lain.

v  Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien dalam kehamilannya. Umur untuk kondisi reproduksi sehat (siap untuk hamil dan melahirkan), yaitu berkisar antara usia 20-30 tahun.
v  Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah keadaan bila ditemui keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
v  Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana status tingkat ekonomi dan sosial budaya agar nasehat bidan sesuai dengan kondisi klien, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak dalam kehidupan ibu sehari-hari, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin asap yang dihisap akan berpengaruh pada janin.
v  Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan dan kepercayaan kesehatan pasien/klien dalam kehidupannya sehari- hari. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang bersifat psikologis.
v  Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya dalam menerapkan kehidupan sehari – hari yang menyangkut cara klien dalam menjaga kesehatannya sehari-hari. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.karena orang yang berpendidikan akan berbeda dengan orang yang kurang berpendidikan dalam menjaga kesehatannya.
v  Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang lebih bersifat kekeluargaan dan menghargai adat istiadat yang diterapkan oleh klien dilingkungan dimana dia tinggal.
Riwayat  pasien
v  Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui alasan yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan dan untuk  mengetahui keluhan utama yang dirasakan oleh klien.Pada kasus mola hidatidosa ini keluhan yang dirasakan pasien yaitu mual dan muntah  yang berlebihan,pusing dan lain-lain.Kemudian keluar perdarahan pervaginam berwarna merah kehitaman yang disertai dengan keluarnya gelembung cairan seperti buah anggur.Mual dan muntah yang berlebihan yang dirasakan tersebut dikarenakan tingginya kadar hCG yang dihasilkann trofoblas yang berproliferasi.

 Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
1.      Menarche
Untuk mengetahui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.apakah termsuk usia normal atau sudah patologis.
2.      Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang sedang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari.apakah termasuk siklus normal atau tidak Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
3.      Volume / banyaknya
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yangkeluar saat klien mengalami menstruasi. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.

4.      Keluhan( nyeri atau tidaknya saat menstruasi)
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak ataupun sedikit. Bahkan terlalu lama atau sebentar hari saat menstruasi di alami klien.Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
5.      Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang.
6.      Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan mudah tersinggung(depresi mental), keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
7.      Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya.
8.      Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan gatal yang sangat.
Riwayat perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Apakah termasuk menikah di usia muda atau malah sebaliknya. Berapa kali kawin dan berapa lama baru hamil. Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :
1.      Kawin                       : …………………..kali
2.      Usia Kawin Pertama : ………………………tahun
3.      Status Perkawinan    : ....................................
4.      Lama Pernikahan      : ....................................

Riwayat kehamilan dan persalinan
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu. Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.Jika ibu pernah mengalami hal sepeti ini maka akan dilakukan tindakan selanjutnya.
Riwayat kehamilan yang lalu
Persalinan sesuai dengan  Usia kehamilan( cukup bulan), Jenis persalinan ?, Penolong persalinan oleh siapa, jenis kelamin anak, berat badan anak berapa ,panjang badan anak,keadaan umum ibu dan anak.Pada pasien yang mola ini perlu ditanyakan apakah ia ada mengalami mual muntah yang berlebihan dan perdarahan hebat.
Riwayat Kehamilan mola.
          Perlu ditanyakan kepada pasien apakah ada pasien mengalami tanda dan gejala mola  yang khas nya adalah perdarahan hebat yang keluar di vagina,dan apakah ibu pernah mengalami riwayat ini sebelumnya.
Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris).
Riwayat gynekologi
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum.

Riwayat kontrasepsi(KB)
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi,  alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi.
 Riwayat penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
Riwayat penyakit keluarga
·         Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
·         Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
·         Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
Riwayat penyakit yang lalu
Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir, kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.


Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
·         Jumlah anggota keluarga
·         Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
·         Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
·         Riwayat sosial

 Riwayat seksualitas
Tidak ada gangguan saat melakukan hubungan sexsual dan rutin dilakukan Riwayat Psikologis
             Riwayat psikologis
Mengetahui kemungkinan adanya tanggapan pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien.Tanggapannya dapat berupa pasien dan keluarga merasa cemas,pasien merasa putus asa ternyata kalau ia sebenarnya tidak hamil.
 Kebutuhan dasar
a.       Dukungan / motivasi
Dasar :
1) Ibu tampak lemah
 2) Ibu merasa cemas
b.Hidrasi
Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas   
3) Ibu tampak pucat
c.       Personal hygene
a) Sebelum hamil::mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
b)
    Saat hamil         : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
B.DATA OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
Pemeriksaan  Keadaan Umum
§  Kesadaran klien          
§  Tekanan darah (TD)   
§  Nadi                            
§  Pernaafasan                 
§  Suhu                            
§  Tinggi badan               
§  Berat badan                 
Postur tubuh
Untuk mengetahui perubahan pada tubuh seperti gemuk atau kurus, tinggi atau pendek, perut tampak lebih besar atau tidak daan sebagainya
  Gerakan tubuh
Untuk mengetahui cara berjalan, berdiri, duduk, berbicara, posisi anggota badan, lemah, menggigil, sesak, dan sebagainya.




Pemeriksaan khusus
a.Secara inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang di mulai dari kepala sampai kaki.yang di nilai adalah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihaNn kulit, rambut, muka terkadang terlihat pucat, konjungtiva pucat, sclera, hidung dan telinga, mulut apakah ada karies stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjer gondok, payu dara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina seperti pengeluaran darah berwarna kehitaman dan disertai gelembung cairan seperti buah anggur. Anus apakah ada hemoroid, extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.

b.   Secara palpasi
          Pemeriksaan Leopold :
Contoh :    TFU 3 jari dibawah pusat, lebih tinggi dari pada umur kehamilan tidak teraba adanya janin( kehamilan molahodatidosa/ kehamilan anggur).Dengan menggunakan cara Leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah:
Leopold 1        : Pada kasus mola akan teraba bulat,lebar.
Leopold II       :Pada kasus mola tidak teraba balotemen(bagian-bagian ekstremitas janin)
Leopold III     :Tidak dilakukan pad kehamilan molahidatidosa.
Leopold 1V     :Tidak dilakukan pada kehamilan molahidatidosa.
c.       Pemeriksaan auskultasi
·         Tidak terdengar Djj
·         Terdengar bising bunyi yang khas
d.       Pemeriksaan perkusi
Atas : simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan, berfungsi   dengan baik, kuku jari tidak pucat
Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik,    kuku jari tidak pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri
e.       Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala berikut:
·         Rahim lebih besar
·         Konsistensi lembek
·         Tidak ada bagian-bagian janin
·         Teraba jaringan dikanalis servikalis  dan vagina
f.       Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin.
g.      Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju(gambaran yang khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
  • PEMERIKSAAN PENUNJANG
-          Labolatorium
Darah                 : Hb
Protein urin     

LANGKAH II :  INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan.

1.Diagnosa kebidanan
          Ibu dengan mola hidatidosa.
          Dasarnya:
          a.Keluhan utama:
·         Ibu mengatakan tidak dating haid(amenore),mual muntah yang berlabihan dan pusing.
·         Ibu mengatakan pada vagina keluar darah berwarna kehitaman yang disertai dengan pengeluaran gelembung vairan seperti buah anggur
           b.Pada palpasi tidak teraba baian-bagian janin,
          c.Pembesaran perut tidak sesuai dengan usia kehamilan.
          d.Gerakan janin tidak dirasakan pemeriksa
      e.Dipemeriksaan penunjang didapatkan Hb rendah,hasil USG menunjukan tidak 
        ada kerangka janin.

2.Masalah
§  Gangguan rasa nyaman yang dikarenakan mual dan muntah yang berlebihan.
Dasarnya:adanya peningkatan beta HCG pada pasien
§  Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar:Ibu tampak pucat dan lemah
§  Gangguan aktivitas
Dasarnya;
ü  Ibu mengatakan mals beraktivitas
ü  Ibu mengatakan sering keluar darah pada vaginanya
§  Gangguan psikologis
ü  Ibu mengatakan cemas.
ü  Ibu tampak lemah.

3.Kebutuhan
§  Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar:Ibu tampak lemas dan pucat akibat sering muntah dan pengeluaran darah
§  Rasa nyaman
Dasar: karena perdarahan pervaginam yang dialami ibu


§  Istirahat
§  Dukungan psikologis
Dasar:Ibu cemas bahkan putus asa mengenai apa yang terjadi pada dirinya.

LANGKAH III. MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah terjadi.Kemungkinan masalah potensial yang akan terjadi antara lain:
·         Anemia
Pada kasus ini akan terjadi perdarahan pada penderita yang nantinya akan mengakibatkan pasien menjadi anemia.
·         Potensial Peradangan
Karena banyak mengeluarkan darah maka daya tahun tubuh menurun dan kuman-kuman masuk sehingga dapat menimbulakan infeksi.
·         Syok
Karena terlalu banyak mengeluarkan darah akan menyebabkan pasien syok.
 
LANGKAH IV: TINDAKAN SEGERA
Pada tahap ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi,   tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.



Tindakan segera yang dapat dilakukan yaitu:
a)      Anemia
Tindakan yang dilakukan jika terjadi perdarahan:
o   Monitor meningkat perdarahan pervaginam
Dilakukannya tindakan di atas adalah untuk mengetahui banyak darah yang akan di ganti

o   Anjurkan pasien untuk istirahat
Dengan beristirahat yang cukup kebutuhan tenaga berkurang  dan dapat mengurangi perdarahan.
o   Atur posisi pasien senyaman mungkin
Dengan memberikan posisi yang nyaman dapat mengurangi perdarahan.

b)      Peradangan
Tindakan segera yang dapat dilakukan jika terjadi hal seperti ini yaitu:
Ø  Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal.
Ø  Berikan bantuan dalam aktivitas.
Ø  Berikan lingkungan yang nyaman dan pertahankan tirah baring bila di indikasi.
c)      Syok akibat perdarahan
Ø  Pasang infus