A.
Defenisi Abortus
Abortus adalah
terhentinya kehamilan yang sedang berlangsung sebelum kehamilan 28 minngu atau
berat janin sekitar 500 gram (Obstetri dan Ginekologi,Jakarta: EGC)
Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang
abortus
EASTMEN : Abortus ialah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan proses plasentasi belum siap.
(Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002)
EASTMEN : Abortus ialah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan proses plasentasi belum siap.
(Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002)
B.
Mekanisme Terjadinya
Abortus
Mekanisme terjadinya abortus dimulai dengan proses
perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya.Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya ,sehingga merupakan benda asing didalam uterus.Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.
C.
Etiologi
1.Faktor Genetik
·
Kelainan kromosom
kelainan kromosom yang
sering ditemukan pada abortus spontan adalah
trisomi,monosomi,triploid/tetraploid
·
Abortus dua kali
karena kelainan kromosom terjadi 80%
·
Sindrom Ehlers-Danlons
Yaitu suatu keadaan
membrane endometrium sangat rapuh sehingga mudah rupture atau pecah (rupture
membrane abortus spontan)
2.Faktor Hormonal
·
Defesiensi lueteal
·
Abortus berulang
karena factor hormonal sekitar 35-50 %
·
Ibu hamil menderita
penyakit hormonal.Seperti diabetes mellitus dan gangguan kelenjer tiroid
3. Kelainan anatomi
uterus
·
Sub Mukosa mioma uteri
·
Kelainan congenital
uterus seperti septum,uterus arkuatus yang berat,terdapat polip uteri
·
Serviks Inkompeten
·
4.Faktor Infeksi
genitalia interna
·
Toksoplamosis
·
Sitomegalo virus
·
Rubela
·
Herpes simpleks
·
Infeksi endometrium (
klamdia,toksoplamosis,mycoplasama hominis)
·
5.Intoksikasi agen
eksternal
·
Intoksikasi bahan anestesi
·
Kecanduan ( alcohol,perokok,agen lainnya)
6.Postur Ibu hamil
·
Kurus,BB < 40 Kg
·
Gemuk,BB > 80 Kg
7. Faktor Paternal
·
Hiperspermatozoa,jumlah
sperma lebih dari 250 juta
·
Oligozoospermatozoa,Jumlah
sperma kurang dari 20 juta
·
Prinsipnya kekurangan
DNA
8. Faktor imunologis
a) Faktor alloimune
·
Penolakan maternal
terhadap hasil konsepsi yang mengadakan implantasi
·
Jika tipe homolog HLA
atau antipaternal antibody tinggi,akan berlangsung abortus
·
Kehamilan
dipertahankanoleh komponen :
-
Lokal autoimmune
reaksi sehingga menetralkan antipaternal antibody yang dijumpai pada sebagian
ibu hamil
-
Faktor hormonal dari
plasenta yaitu human chorionic gonadotropin dan progesterone
b)Faktor
autoimun,terutama :
·
Antibody
antiphosfolipid :
-
Menimbulkan
thrombosis,infark plasenta,perdarahan
-
Gangguan sirkulasi dan
nutrisi menuju janin dan diikuti abortus
·
Antibody
anticardiolipin,dalam lupus antikoagulan (LAG) Menghalangi terbentuknya jantung
janin sehingga akan menyebabkan abortus.
D.
Patologi Abortus
Pada awal abortus
terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti nekrosis jaringan
disekitarnya.Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya,sehingga merupakan benda asing dalam uterus.Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.Pada kehamilan kurang dari 8
minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua lebih dalam,sehingga hasil konsepsi mudah
dilepaskan.Pada kehamilan 8 – 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih
dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan.Pada kehailan 14 minggu keatas umunya yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin disusul dengan
plasenta.Perdarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap.
( Sarwono,2008)
Hasil konsepsi pada
abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk.Adakalanya kantong amnion
kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk jelas (blighted ovum)
atau janin telah mati dalam waktu yang lama (missed abortion).
Apabila mudigah yang
mati tidak dikeluarkan secepatnya,maka akan menjadi mola karneosa.Mola karneosa
merupakan suatu ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah.Kapsul memilki
ketebalan bervariasi,dengan villi koriales yang telah berdegenerasi tersebar
diantaranya.Rongga kecil didalam yang
terisi cairan tampak menggepeng dan terdistorsi akibat dinding bekuan darah
lama yang tebal.Bentuk lainnya adalah mola tuberose,dalam hal ini amnion tampak
berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah
meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifiksasi.Mumifiksasi
merupakan proses pengeringan janin karena cairan amnion yang berkurang akibat
diserap,kemudian janin menjadi gepeng (fetus Kompresus).Dalam tingkat lebih
lanjut dapat menjadi tipis seperti ketus perkamen (fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada
janin mati yang tidak cepat dikeluarkan adalah terjadinya
maserasi.Tulang-tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembang oleh cairan yang
mengandung darah.Kulit melunak dan terkelupas in utero atau dengan sentuhan
ringan.Organ-organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosis.
E.
Jenis –jenis Abortus
Berdasarkan jenis
tindakan,abortus dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1.
Abortus spontan
-
Abortus yang
berlangsung tanpa tindakan.Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran.
2.
Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu tindakan.Abortus
provokatus dibagi menjadi 2 yaitu :
-
Abortus Provokatus
Terapeutik
Merupakan
terminasi kehamilan secara medis atau
bedah sebelum janin mampu hidup. Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik
diantaranya adalah penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasi
kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut.
-
Abortus Provokatus
kriminalis
Merupakan interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup
atas permintaan wanita yang bersangkutan,tetapi bukan karena alas an penyakit
janin atau gangguan kesehatan ibu.Sebagian besar abortus yang dilakukan saat
ini termasuk dalam kategori ini.
F.
Secara Klinis Abortus
dapat diklasifikasikan menjadi :
1.
Abortus Imminens
Abortus Imminens
adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu,dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.Pada
kondisi ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
( Obstetri
Ginekologi,Jakarta : EGC)
2.
Abortus Insipiens
Abortus Insipiens
adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat,tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.Kondisi ini menunjukkan proses abortus esdang berlangsung dan akan
berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.
( Obstetri Ginekologi,Jakarta : EGC)
3.
Abortus Inkomplit
Pengeluaran sebagian
hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus.
( Obstetri Ginekologi,Jakarta : EGC)
4.Abortus komplit
Abortus komplit adalah
pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu.
( Obstetri Ginekologi,Jakarta : EGC)
G.
Diagnosis Abortus
1.
Abortus Imminens
Diagnosis abortus
imminens ditentukan karena adanya perdarahan melalui ostium uteri eksternum,
disertai mules sedikit atau tidak sama sekali , uterus membesar sebesar tuanya
kehamilan,serviks belum membuka,dan tes kehamilan positif.Pada beberapa wanita
hamil dapat timbul perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang
jika terjadi pembuahan.Hal ini disebabkan oleh penembusan villi koriales
kedalam desidua,pada saat implantasi ovum.Perdarahan implantasi biasanya
sedikit,darah berwarna merah,dan cepat berhenti,serta tidak disertai mules.
Pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosis
abortus imminens salah satunya adalah pemeriksaan USG.Pada USG dapat ditemukan
buah kehamilan masih utuh.Diagnosis meragukan jika kantong kehamilan masih
utuh,tetapi pulsasi jantung janin belum jelas.
2.
Abortus Insipiens
Diagnosis insipiens
ditentukan karena adanya perdarahan melalui ostium uteri eksternum,disertai
mules atau adanya kontraksi uterus.Pada pemeriksaan dalam,ostium terbuka,buah
kehamilan masih didalam uterus, serta ketuban masih utuh dan dapat menonjol.
Pada kehamilan lebih
dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada kerokan
akan lebih besar ,maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian
infuse oksitosin.
3.
Abortus Inkomplit
Diagnosis abortus
inkomplit ditentukan karena adanya perdarahan melalui ostium uteri eksternum,
disertai mules atau adanya kontraksi uterus.Apabila perdarahan banyak dapat
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan.Pada pemeriksaan vaginal,kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum.
4.
Abortus Komplit
Pada abortus komplit
ditemukan adanya perdarahan yang sedikit,ostium uteri telah menutup ,dan uterus
telah mengecil.Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
H.
Komplikasi
Komplikasi yanag berbahaya pada abortus ialah perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok
1.
Perdarahan
Perdarahan dapat
diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jka perlu
pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.
Perforasi
Perforasi uterus pada
kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika
terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda
bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk
perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus
pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalaan gawat
karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan kandung
kemih atau usus. Degan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cidera, untuk
selanjutnya mengambil tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3.
Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada
tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkomletus dan lebih
sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis. Umumnya
pada abortus infeksius infeksi terbatas pada desidua.
4.
Syok
Syok pada abortus bisa
terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik).
(Wiknjosastro, 2008)
I.
Penatalaksanaan Abortus
a.
Abortus Imminens
-
Istirahat berbaring
Tidur berbaring
merupakan unsure penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
-
Periksa denyut nadi
dan suhu badan 2x sehari bila pasien tidak panas dan tiap 4 jam bila pasien
panas
-
Tes kehamilan dapat
dilakukan dan pemeriksaan USG untuk menentukan lebih pasti apakah janin masih
hidup
-
Pemberian obat
penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg dan preparat hematinik misalnya sulfas
ferosus 600-100 mg
-
Diet tinggi protein
dan vitamin C
-
Bersihkan vulva
minimal 2x sehari dengan cairan antiseptic untuk mencegah infeksi terutama saat
masih mengeluarkan cairan coklat
PRINSIP
Perdarahan pervaginam kehamilan kurang dari 12 minngu :
-
Jangan langsung
dicurate
-
Tentukan dulu,janin
mati atau hidup jika kemungkinan periksa dengan USG
-
Jangan terpengaruh
hanya pemeriksaan B-HCG yang positif,karena meskipun janin sudah mati, B-HCG
mungkin masih tinggi, bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin.
b.
Abortus Insipiens
-
Bila perdarahan tidak
banyak ,tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam
dengan diberikan mrfin
-
Pada kehamilan kurang
dari 12 minggu , yang biasanya disertai perdarahan ,tangani dengan pengosonga
uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus,disusul dengan kerokan memakai
kuret tajam.Suntikan ergometrin 0,5 mg IM
-
Pada kehamilan lebih
dari 12 minggu ,berikan infuse oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500ml dimulai
8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus
komplit.
-
Bila janin keluar
,tetapi plasenta masih tertinggal lakukan pengeluaran plasenta secara manual
PRINSIP
Perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 12 minggu :
-
Jangan langsung
dicurate
-
Tentukan dulu,janin
mati atau hidup jika kemungkinan periksa dengan USG
-
Janagn terpengaruh
hanya pemeriksaan B-HCG yang postif,karena meskipun janin sudah mati , B-HCG
mungkin ,masih tinggi bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin
c.
Abortus Inkomplit
-
Bila disertai
syokkarena perdarahan,berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat
dan seleka mungkin ditranfusi darah
-
Setelah syok diatasi
,lakukak kerokan dengan kuret tajam lalu suntikannergometrin 0,2 mg IM
-
Bila janin sudah
keluar,tetapi plasenta masih tertinggal,lakukan pengeluaran plasenta secara
manual
-
Berikan antibiotic
untuk mencegah infeksi
PRINSIP
Perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 12 minggu :
-
Jangan langsung di
kurate
-
Tentukan dulu ,janin
mati atau hidup jika kemungkinan periksa dengan USG
-
Jangan terpengaruh
hanya pemeriksaan B-HCG yang positif,karena meskipun janin sudah mati ,B-Hcg
mungkin masih tinggi ,Bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin
d.
Abortus Komplit
-
Bila kondisi pasien
baik,berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3- 5 hari
-
Bila pasien anemia
,berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau tranfusi darah
-
Berikan antibiotic
untuk mencegah infeksi
-
Anjurkan pasien diet tinngi
protein,vitamin,mineral
PRINSIP
-
Jangan langsung di
kurate
-
Tentukan dulu ,janin
mati atau hidup jika kemungkinan periksa dengan USG
-
Jangan terpengaruh
hanya pemeriksaan B-HCG yang positif,karena meskipun janin sudah mati ,B-Hcg mungkin masih tinggi
,Bisa bertahan sampai 2 bulan setelah
kematian janin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar