TUGAS ASKEB IV
Tentang
“HIPERTENSI
KARENA KEHAMILAN”
O
L
E
H
NELLI TRI WIJAYANTI
SYEFRINA YUWINDA
II.B
DOSEN PEMBIMBING : DEVI
SYARIEF, S.Si.T, M.Keb
PRODI
DIII KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kehamilan dengan Hipertensi”.
Makalah ini merupakan
tugas berstruktur pada mata kuliah ASKEB IV di STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang. Tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan laporan
pendahuluan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk meningkatkan penyusunan laporan pendahuluan
selanjutnya.
Padang, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Yang
dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada
sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan
edema maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak superimposed
pre-eklamsia
Penyakit
hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum wanita hamil dan
yang terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah (hipertensi esensial)
dan penyakit ginjal
Hipertensi
kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan darah sebelum
kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara pre-eklamsia dan
hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai hipertensi karena
kehamilan.
2. Tujuan Penulis
a. Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman
yang nyata dalam melaksanakan manejemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data
pada klien
2. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah
pada klien
3. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah
potensial pada klien
4. Mahasiswa diharapkan mampu membantu identifikasi
tindakan segera pada klien
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan
kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien
6. Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah
ditentukan pada klien
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien
8. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan
dokumentasi asuhan kebidanan terhadap tindakan yang dilakukan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
Adapaun
batasan atau pengertian kehamilan normal multigravida dengan hipertensi kronis
adalah :
2.1.1
Kehamilan
Normal
Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahinrya janin, lamanya hamil adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari
hari pertama haid terakhir
(Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2002 : 89)
Asuhan kebidanan merupakan bagian
dari pelayanan yang diarahkan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan
menyusui bayinya dapat memlihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat
merawat bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bahagia sejahtera.
(Ilmu Kebidanan, 2002 :
3)
Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.
(Varney, 1997)
2.2 Konsep Dasar Hipertensi Dalam
Kehamilan
2.2.1
Hipertensi
Dalam Kehamilan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan
merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah
ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini
ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema,
convulsi, coma, atau gejala-gejala lain
Pregnancy-induced hypertension (PIH),
ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang
menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun
tergolong parah/berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa
mengalami Preeclampsia/ eklamsia dimasa kehamilannya itu.
2.2.2
Hipertensi
Kronis Dalam Kehamilan
Hipertensi
kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
(Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Noenatal, 2002)
Hipertensi
kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit
membedakan antara preeklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian,
tangani sebagai hipertensi karena kehamilan
2.2.3
Etiologi
Penyebab utama dalam kehamilan
adalah :
2.2.3.1 Hipertensi Esensial
Adalah penyakit hipertensi yang
mungkin disebabkan oleh faktor heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi
dan lingkungan
2.2.3.2 Penyakit Ginjal
Dalam kehamilan terdapat
perubahan-perubahan fungsional dan anatomik ginjal dan saluran kemih yang
sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik.
Manifestasi klinis untuk
Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1.
Tekanan darah diastolik < 100
mmHg
2.
Proteinuria samar sampai +1
3.
Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk
Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1.
Tekanan darah diastolik 110 mmHg
atau lebih
2.
Proteinuria + 2 persisten atau
lebih
3.
Nyeri kepala
4.
Gangguan penglihatan
5.
Nyeri abdomen atas
6.
Oliguria
7.
Kejang
8.
Kreatinin meningkat
9.
Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru
2.2.4
Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi hipertensi adalah
sebagai berikut :
2.2.4.1 Hipertensi Karena Kehamilan
1. Sering pada primigravida, patologi telah
terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom
inflamasi.
2. Resiko meningkat pada :
-
Masa
placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
-
Diabetes
militus
-
Iso
imunisasi rhesus
-
Faktor herediter
-
Masalah
vaskuler
3. Hipertensi karena kehamilan
-
Hipertensi
protein atau edema
-
Preeklamsia
ringan
-
Preeklamsia
berat
-
Eklamsia
4. Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia
ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah
5. Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan
salah satu gejala berikut :
-
Tekanan
diastolik > 110 mmHg
-
Protein
urin ³ 2 +
-
Oligo uria
< 400 ml per 24 jam
-
Edema
paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
-
Gangguan
pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut
-
Nyeri
kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
6. Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala
preeklamsia berat dan kejang
-
Kejang
terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
-
Kome
terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)
2.2.4.2 Hipertensi Kronik
1. Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia
kehamilan 20 minggu
2. Superimposed preeclansia adalah hipertensi
kronik dengan preeklamsia
2.2.5
Pengaruh
Hipertensi Terhadap Kehamilan
1. Pertumbuhan janin terhambat
2. Kematian janin
3. Persalinan prematur
4. Solutio placenta
2.2.6
Pengaruh
Kehamilan Terhadap Hipertensi
1. Perdarahan serebral
2. Gagal jantung, ginjal, hati
3. Tromboembolisme
4. Gangguan pembengkakan
2.2.7
Diagnosa
2.2.7.1 Hipertensi Karena Kehamilan
1. Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan
tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam
atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
2. Preeklamsia ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan
tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam
atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
Tanda : protein uria 1 +
3. Preeklamsia berat
Tekanan darah yaitu tekanan
diastolik > 110 mmHg
Tanda : proteinuria 2 +, oliguria,
triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium
4. Eklamsia
Tekanan darah : yaitu hipertensi Tanda : kejang
2.2.7.2 Hipertensi Kronik
1. Hipertensi kronik
Tekanan darah adalah hipertensi
Tanda : kehamilan < 20 minggu
2. Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi
kronik
Tanda : protein uria + tanda-tanda
lain pre eklamsia
2.2.8
Pencegahan
2.2.8.1 Hipertensi Kehamilan Tanpa Proteinuria
Jika kehamilan < 37 minggu
tangani secara rawat jalan
1. Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi
jamiran setiap minggu
2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklamsia
3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi
pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan
2.2.8.2 Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu, dan
tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat
jalan
1. Pantau tekanan darah, protein urine, refleks
dan kondisi janin
2. Lebih banyak istirahat
3. Diet biasa
4. Tidak perlu diberi obat-obatan
5. Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit
-
Diet biasa
-
Pantau
tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari
-
Tidak
perlu obat-obatan
-
Tidak
perlu diureetik dll
Jika kehamilan > 37 minggu,
pertimbangkan terminasi
1. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan
oksitosin SIV dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
2. Jika serviks belum matang, berikan
prostaglandin musprostal
2.2.8.3 Preeklamsi Berat dan Eklamsi
Penanganan
preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung
dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia
2.2.8.4 Hipertensi Kronik
1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat
anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
2. Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau
tekanan sistolik ³ 160 mmHg berikan anti hpertensi
3. Jika terdapat proteinuria, pikirkan
suporimpossed preeklamsia
4. Istirahat
5. Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
6. Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
7. Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin
terhambat atau gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10
tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag berikan
prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy
8. Observasi komplikasi seperti solusio placenta,
atau supperimpossed prreklamsia
Patofisiologi
Vasospasme
adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan
oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah
halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat
diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ
yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah
dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme
itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu,
angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan
ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara
sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit
dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini,
bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan,
nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi
yang berat.
2.3 Konsep
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut
manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1.
Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2.
Langkah-langkah
I. Mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
II.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan
berdasarkan kondisi klien.
V.
Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien
dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang
dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
* Langkah
1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif
adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
1. Data Subjektif
a.
Biodata
atau identitas klien dan suami
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
maksud ini adalah untuk mengidentifikasi
(mengenal) klien
Pada penderita dengan Hipertensi Kronis, usia biasanya lanjut atau lebih
dari 35 tahun.
b. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS
dan apa-apa saja yang dirasakan klien
kemungkinan yang
ditemui:biasanya pusing,atau gangguan ketidaknyamanan lainnya,serta
gangguan penglihatan pada ibu
Dengan menanyakan gangguan subyektif kepada klien dapat membantu menegakkan
diagnosa
c.
Riwayat
perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan,umur waktu
kawin,berapa lama kawin baru hamil
d.
Riwayat
menstruasi
Yang ditanyakan
adalah:HPHT,menarche, lama haid,
siklus, jumlah darah haid, bau dan warna darah haid, dismenorrhae, keluhan,
Dengan menanyakan riwayat menstruasi untuk membantuk menegakkan diagnosa
(umur kelahiran) dan tafsiran persalinan,
e.
Riwayat
obstetri yang lalu
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu, apakah pernah
disertai dengan hipertensi.
Dengan menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, nifas, KB yang lalu maka
petugas kesehatan dapat memperkirakan kelainan pada kehamilan maupun persalinan.
f.
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan ini ( keluhan nutrisi, pola eliminasi, aktifitas, pola istirahat/tidur, seksualitas,
imunisasi)
Dengan menanyakan riwayat kehamilan sekarang diharapkan petugas kesehatan
mengetahui keadaan kehamilannya
g.
Riwayat
kesehatan
Yang perlu ditanyakan adalah sakit kepala, gangguan mata, nyeri perut atas,
dan apakah sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu pernah
menderita hipertensi .
Riwayat kesehatan yang
lalu:kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung,hipertensi,DM,dan
mengalami operasi dinding rahim.
Riwayat kesehatan
sekarang:kemungkinan klien sedang menderita penyakit jantung ,hipertensi,DM,dan
penyakit lainnya.
h.
Riwayat
kesehatn keluarga
Terdiri dari penyakit keluarga klien, apa ada yang menderita penyakit menular, penyakit keturunan (asma), diabetes mellitus, haemophili
keturunan kembar dan penyakit kronis. Pada penderita dengan Hipertensi Kronis
ditanya pula apakah dari pihak keluarga ada yang menderita penyakit hipertensi.
Dengan menanyakan penyakit/kesehatan keluarga dapat diketahui penyakit yang
mempengaruhi kehamilan, langsung ataupun tak langsung.
i.
Riwayat
kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak.
j. Riwayat seksualitas
kemungkinan klien mengalami
dispareunia,frigid,apakah aktifitasnya normal atau ada gangguan.
k. Riwayat sosial,ekonomi,dan budaya
kemungkinan
hubungan klien dengan suami,keluarga,dan masyarakat baik,kemungkinan ekonomi
yang kurang mencukupi,adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.
l. Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama
dan kepercayaannya dengan baik
m. Riwayat
psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga
yang baik terhadap kehamilan dan persalinan ini.Kemungkinan klien dan suaminya
mengharapkan dan senang dengan kehamilan ini atau kemungkinan klien cemas dan
gelisah dengan kehamilannya.
Cemas yang berlebihan dapat menyebabkan vasukonstriksi sehingga terjadi
vasuspasme dan akhirnya menambah peningkatan tekanan darah
n. Kebutahan
dasar
kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko
yang meliputi pemenuhan nutrisi,proses eliminasi,aktifitas
sehari-hari,istirahat,personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan saat hamil saat hamil dan bersalin.
2. Data Objektif
a.
Pemeriksaan
umum
Secara teoritis kemungkinan ditemukan gambaran
keadaan umum klien baik,yang mencakup kesadaran,tekanan
darah,nadi,nafas,suhu,tinggi badan,berat badan dan keadaan umum.
Keadaan umum meliputi :
Postur tubuh klien (tinggi atau pendek) bentuk perut klien, ekspresi klien
(lesu, pucat atau senang).
·
Tanda-tanda
vital
Tekanan darah :
Pada penderita dengan hipertensi didapatkan tekanan darah >140/90 mmHg
sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20-21 minggu.
Nadi : dihitung berapa kali dalam 1 menit, menghitung dengan nadi pada
pergelangan tangannya. Normalnya 60-90 x/menit
Suhu : suhu badan normalnya 36,50C-37,50C.
Respirasi : respirasi dihitung dari keteraturan pernapasan normalnya 18-24
x/menit.
·
Mengukur
berat badan
Berat badan pertambahannya sampai hamil genap bulan
lebih kurang 11-11,5 kg sehingga kenaikan rata-rata berat badan setiap minggu
0.5
Pada penderita Hipertensi yang
mengarah kearah superimposed pre eklampsia didapatkan kenaikan berat badan yang
melebihi dari normal.
·
Mengukur
tinggi badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan pada ibu yang pertama kali datang. 145 cm. (Manuaba. IBG) £Tinggi badan tidak boleh
·
23,5 cm.³Mengukur lingkaran lengan atas (LILA) normalnya
Dengan melihat keadaan umum pasien atau klien
dapat diketahui keadaannya normal atau menunjukkan adanya kelainan
Pada wanita hamil yang dikatakan darahnya lebih dari normal perlu mendapat
pengawasan dan nasehat untuk banyak istirahat dan pengaturan denyut pada penderita yang mengalami kehilangan darah
maka frekuensi denyut nadi pergelangan tangan akan meningkat dan denyutnya
lebih sukar diraba
Pada penderita dengan suhu tubuh lebih dari 38oC menunjukkan orang yang bersangkutan mengalami demam, kalau suhu tubuh kurang dari 35oC maka orang tersebut mengalami suhu rendah.
Pada penderita dengan suhu tubuh lebih dari 38oC menunjukkan orang yang bersangkutan mengalami demam, kalau suhu tubuh kurang dari 35oC maka orang tersebut mengalami suhu rendah.
ü
Dengan
menghitung pernapasan dapat kita ketahui apakah pernapasan penderita terhenti
sama sekali atau tidak, sehingga perlu segera diambil tindakan untuk
menyelamatkan penderita.
ü
Dengan
mengukur berat badan dan memantau hasilnya.
Pada kenaikan berat badan yang lebih dari 0,5 tiap minggunya dan disertai
adanya aedema pada trimester III harus diwaspadai
ü
Dengan
mengukur tinggi badan dapat kita ketahui apakah ibu hamil masih belum katagori
resiko tinggi atau resiko rendah
Dengan mengukur LILA dapat diketahui status gizi ibu (apakah mengalami
kekurangan energi kalori atau tidak)
b. Pemeriksaan Khusus
1.Pemeriksaan Inspeksi ialah
Pemeriksaan Inspeksi ialah memeriksa
penderita dengan melihat atau memandang.
Tujuan dari inspeksi ialah melihat keadaan umum penderita melihat
gejala-gejala kehamilan dan kemungkinan adanya kelainan-kelainan.
Hal-hal yang diperiksa:
Kepala dan muka (muka, mata, hidung, bibir dan gigi), apakah ada oedema dan
gangguan penglihatan.
Keadaan leher (kelenjar gondok, linfe, struma, pembesaran vena jogularis)
Keadaan buah dada (betuk, warna kelainan, puting susu, coloustrun)
Keadaan perut (bentuk perut, pembesaran, striae, linea, luka parut)
Keadaan vulva (aedema, tandu chadwik, varisei, fluxus, flour, candi lama)
Keadaan tungkai (aedema, varises, luka dari pangkal paha samapai ujung
kaki)
Dengan melihat kepala dan muka dapat disampaikan keadaan klien sehat,
gembira, sakit atau sedih.
Dengan melihat keadaan leher adalah pembesarannya kemungkinan adanya gangguan
kardiokvasikuler.
Dengan melihat keadaan buah dada dapat diketahui bentuk puting susu
sehingga bila ada kelainan harus mendapat perawatan atau pemeliharaan yang
baik.
Dengan melihat perut bila ada luka parut mungkin akan berpengaruh atau
mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Dengan melihat keadaan vulva untuk mencegah terjadinya infeksi waktu
persalinan maupun nifas.
Dengan melihat anggota bagian bawah terutama tungkai dapat dipakai untuk
menegakkan diagnosa.
2. Pemeriksaan
Palpasi
Pemeriksaan palpasi ialah memeriksa klien dengan meraba. Tujuan dari
pemeriksaan palpasi meliputi usia kehamilan, posisi, letak dan presentasi janin
serta adanya kelainan.
Hal-hal yang diperiksa meliputi :
Leher meliputi kelenjar thygroid, linfe dan vena jogularis
Dada meliputi benjolan, nyeri tekan pada payudara, pengeluaran coloustrum
Abdomen meliputi leopold I, II, III, IV
Abdomen meliputi leopold I, II, III, IV
Tungkai
Dengan pemeriksaan palpasi pada leher untuk mengetahui kelainan seacara dini
Dengan pemeriksaan palpasi pada leher untuk mengetahui kelainan seacara dini
Dengan pemeriksaan dada untuk mengetahui adanya tumor payudara dan
pengeluaran coloustrum
Dengan palpasi abdomen maka dapat diketahui usia kehamilan dan posisi janin
Dengan palpasi tungkai maka dapat diketahui adanya kelainan yang menyertai
kehamilan.
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan umur kehamilan :
Umur kehamilan
Umur kehamilan
Tinggi fundus uteri (jari)
Tinggi fundus uteri (cm)
3.
Pemeriksaan
Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi adalah memeriksa klien dengan mendengarkan denyut jantung janin,frekuensinya,teratur atau tidak dan posisi punctum
maximumnya. untuk menentukan
keadaan janin didalam rahim hidup atau mati.
4.
Pemeriksaan
Perkusi
Pemeriksaan perkusi adalah memeriksa klien dengan mengetuk lutut bagian
depan menggunakan refleks hammer untuk mengetahui kemungkinnan klien mengalami
kekurangan vitamin B1.
5.
Pemeriksaan ukuran panggul
Kemungkinan normal dengan
pengukuran jangkal panggul.
6.
Pemeriksaan TBBJ
Kemungkinan berat badan
janin normal,dengan menggunakan rumus : (TFU dalam cm-13) x 155 + 375 (untuk
lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm)
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan
labotarium (urine /Protein urine, glukosa urine dan darah) kalau perlu rontgen,
ultrasonografi dan Non Stres Test (NST).
* Langkah
II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi
terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan.
Ø
Diagnosa
Ibu hamil G..., P..., A..., H...,usia kehamilan...mgg, janin hidup, tunggal, intrauterine, letkep, puka/puki, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin kurang baik dengan hipertensi karena kehamilan (PIH).
Ibu hamil G..., P..., A..., H...,usia kehamilan...mgg, janin hidup, tunggal, intrauterine, letkep, puka/puki, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin kurang baik dengan hipertensi karena kehamilan (PIH).
Dasar : HPHT, adanya gerakan janin, teraba
2 bagian besar, tidak nyeri pada saat dilakukan palpasi, Leopold I, Leopold II,
menurut persalinan yang lalu, dan Hipertensi jika Tekanan darah arteri melebihi
140/90 mmHg, Tidak terdapat protein dalam urine, Oedema
ekstremitas hanya sedikit atau tidak ada.
Masalah
Adapun masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hypertensi adalah : Gangguan rasa nyaman, Dasar :
Adapun masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil dengan hypertensi adalah : Gangguan rasa nyaman, Dasar :
1. Klien mengeluh kadang-kadang kepala pusing,
gangguan penglihatan
2. Keadaan umum ibu baik,
3.Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.
Kebutuhan
Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi adalah sebagai berikut :
Nasehat yang dapat dianjurkan pada ibu hamil dengan hypertensi adalah sebagai berikut :
1.Istirahat (tirah baring)
2.Pemberian obat anti hypertensi
3.Diet nutrisi seimbang
4.Pemantauan kahamilan
5.Pengenalan tanda-tanda persalinan
6.Pengenalan gawat janin
* Langkah
III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi
masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial terhadap kasus hypertensi kronis pada ibu hamil meliputi
:
1.
Toxemia
Gravidarum : 140/90 mmHg, 2. Terdapat
protein³ Data pendukung : 1. Tekanan darah didalam urine, 3. Oedema pada extremitas, 4.
Disertai gejala-gejala subyektif seperti sakit kepala, nyeri ulu hati, gangguan
penglihatan, oliguri dan berat badan meningkat secara berlebihan.
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
Data pendukung : Non Stres Test (NST)
3.
Partus Prematur
37 minggu.£Data pendukung : partus usia kehamilan
4.
Solusio
Placenta
Data pendukung : 1. Keluarnya darah berwarna kehitaman yang disertai rasa
nyeri, 2. Palpasi rahim teraba keras seperti papan, 3. Anemia, 4. Pada toucher
teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah).
* Langkah
IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
Jika pasien sebelum hamil sudah
mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan
tersebut
Jika tekanan diaslotik > 110
mmHg atau tekanan sistolik ³ 160 mmHg berikan anti hpertensi
Jika terdapat
proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia
* Langkah
V : Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
Berdasarkan diagnosa, masalah, kebutuhan yang
ditegakkan, bidan menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan mencakup tujuan
dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi.
Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Di dalam tujuan dikemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai.
2.
Menentukan
kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil
tindakan ditentukan untuk mengukur keberhasilan dan pelaksanaan asuhan yang
dilakukan.
3.
Menentukan
langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup : kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kegiatan kolaborasi dan rujukan.
Perencanaan yang terdapat pada kehamilan dengan hypertensi kronis adalah
sebagai berikut :
·
Jelaskan
pada klien tentang kehamilan nya dan hal-hal yang harus diperhatikan
·
Anjurkan
pada klien istirahat yang cukup setidakanya 1 jam pada siang hari dan 10 jam
pada tidur malam.
·
Anjurkan
pada klien untuk mengkonsumsi diet gizi seimbang.
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat anti hypertensi.
·
Jelaskan
tanda-tanda bahaya kehamilan dan anjurkan untuk segera ke rumah sakit bila ada
tanda-tanda itu.
·
Anjurkan
pada klien untuk kontrol satu minggu atau sewaktu-waktu bila ada keluhan.
·
Kaji
penyebab timbulnya rasa pusing pada klien
·
Jelaskan
pada klien tentang cara mengatasi rasa pusing
·
Anjurkan
pada klien untuk sering jalan-jalan pagi hari sesuai batas kemampuan
·
Kaji
penyebab rasa cemas dan pengaruh rasa cemas dan pengaruh cemas terhadap
kehamilan
·
Berikan
dukungan dan juga dari keluarga secara ramah dan tenang terhadap kehamilan
klien
·
Anjurkan
untuk kontrol teratur setiap satu minggu sekali
Dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan memahami kelainan pada kehamilannya sehingga termotivasi untuk mengatasi masalah yang timbul
Keuntungan tirah baring dapat meningkatkan perfusi uteroplacenta terutama pada posisi tidur miring kiri.
Dengan mengkonsumsi diet gizi seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metabolisme klien dan pertumbuhan janin didalam rahim.
Dengan melakukan kolaborasi, bidan melakukan fungsi dependent untuk membantu mempertahankan kondisi klien.
Dengan mengetahui tanda-tanda berbahaya kehamilan diharapkan klien dapat segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Dengan kontrol teratur diharapkan kesejahteraan ibu dan janin dapat dipantau dengan baik.
Dengan mengetahui penyebab rasa pusing, intervens yang diberikan diharapkan dapat lebih mengena faktor penyebabnya.
Dengan penjelasan alternatif-alternatif cara mengatasi/mengurangi pusing diharapkan dapat mengurangi masalah klien
Dengan jalan-jalan pagi akan menyebabkan relaxasi otot sehingga kehamilan dan persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan yang lebih penting klien akan nampak selalu segar dan sehat
Cemas yang berlebihan dapat menyebabkan vasukonstriksi sehingga terjadi vasuspasme dan akhirnya menambah peningkatan tekanan darah
Dengan pengetahuan diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan klien
Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, diharapkan dapat mengurangi beban psikis klien karena lingkungan banyak yang peduli terhadap klien
Dengan kontrol teratur, dapat dipantau kesejahteraan janin sehingga mengurangi kecemasan klien terhadap keadaan bayinya
Dengan penjelasan yang diberikan diharapkan klien mengerti dan memahami kelainan pada kehamilannya sehingga termotivasi untuk mengatasi masalah yang timbul
Keuntungan tirah baring dapat meningkatkan perfusi uteroplacenta terutama pada posisi tidur miring kiri.
Dengan mengkonsumsi diet gizi seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metabolisme klien dan pertumbuhan janin didalam rahim.
Dengan melakukan kolaborasi, bidan melakukan fungsi dependent untuk membantu mempertahankan kondisi klien.
Dengan mengetahui tanda-tanda berbahaya kehamilan diharapkan klien dapat segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Dengan kontrol teratur diharapkan kesejahteraan ibu dan janin dapat dipantau dengan baik.
Dengan mengetahui penyebab rasa pusing, intervens yang diberikan diharapkan dapat lebih mengena faktor penyebabnya.
Dengan penjelasan alternatif-alternatif cara mengatasi/mengurangi pusing diharapkan dapat mengurangi masalah klien
Dengan jalan-jalan pagi akan menyebabkan relaxasi otot sehingga kehamilan dan persalinan dapat berlangsung dengan baik, dan yang lebih penting klien akan nampak selalu segar dan sehat
Cemas yang berlebihan dapat menyebabkan vasukonstriksi sehingga terjadi vasuspasme dan akhirnya menambah peningkatan tekanan darah
Dengan pengetahuan diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan klien
Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, diharapkan dapat mengurangi beban psikis klien karena lingkungan banyak yang peduli terhadap klien
Dengan kontrol teratur, dapat dipantau kesejahteraan janin sehingga mengurangi kecemasan klien terhadap keadaan bayinya
* Langkah
VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah
VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam diagnosa
dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Selama
dilakukan asuhan kebidanan pada dengan hipertensi trimester II , ibu sangat
kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan kepercayaan pada petugas
serta mau mengungkapkan permasalah secara terbuka, sehingga diagnosa tersebut
telah dilakukan intervensi dan implenetasi, sehingga diagnosa masalah dapat
teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari ibu dan keluarga sehingga
dapat mendukung keberhasilan program asuhan kebidanan.
Saran
a. Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya
sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan
dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal.
b. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan
memerlukan kerjasama yang baik dalam usaha memecahkan masalah klien
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham Gary. Obstetri Williams. Ed
18. Jakarta. EGC.
Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. Penuntun
Diskusi Obstetric dan Ginekologi untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakartan. EGC.
Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetric. Jakartan. EGC.
Prawiroharjo, Sarwono.
2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP-SP : Jakarta .
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta .
FK Unpad,
1983 Fisiole, FK Unpad : Bandung
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar