Jumat, 29 Juni 2012

kehamilan dengan oligohidramnion


TUGAS ASKEB IV
TENTANG
KEHAMILAN DENGAN OLIGOHIDRAMNION





Oleh
GUSFIDIRA DARMA


DOSEN PEMBIMBING
DEVI SYARIEF S,SiT,M,Keb




STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI DIII KEBIDANAN
2011/2012



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas askeb IV ini tepat pada waktunya.  Selawat beserta salam penulis sampaikan pada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh dan teladan bagi manusia untuk keselamatandi dunia dan di akhirat. Tugas ini membahas tentang asuhan komprehensif dalam bentuk narasi pada “IBU HAMIL DENGAN OLIHIDRAMNION” .
Dalam penulisan tugas ini penulis tidak lepas dari peran serta dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait. Terutama kepada ibu Devi syarief, S.SiT M.Keb sebagai dosen pembimbing.
Harapan penulis agar tugas ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya dalam upaya menambah pengetahuan tentang oligohidramnion ini.
 menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritkan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat  dalam pembuatan tugas ini.


Padang, 1 April 2012

Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2.Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.       Definisi........................................................................................................ 3
2.2.       Etiologi........................................................................................................ 3
2.3.       patofisiologi................................................................................................. 4
2.4.       gambaran klinis/gejala.................................................................................. 5
2.5.       pemeriksaan penunjang ............................................................................... 6
2.6.       akibat........................................................................................................... 6
2.7.       tindakan konservatif                 ................................................................... 6
2.8.       oligohidramnion awitan dini....................................................................... `7
2.9.       prognosis...................................................................................................... 8
2.10.   Diagnosis.................................................................................................... 11
BAB III KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
3.1.     Pengumpulan Data...................................................................................... 13
3.2.     Interprestasi Data Dasar.............................................................................. 16
3.3.     Diagnosa potensial /Masalah potensial........................................................ 17
3.4.     Tindakan segera........................................................................................... 18
3.5.     Intervensi/perencanaan................................................................................ 18
3.6.     Pelaksanaan................................................................................................. 19
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan..................................................................................................... 20
4.2. Saran............................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut Lehn,jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter,pada multigravida sebanyak 1,5 liter,dan sebanyak-banyaknya  yang masih dalam batas normal adalah 2 liter.Berat  jenis :1,007-1,025.Warna : putih kekeruhan karena adanya lanugo dan verniks kaseosa.
Asal air ketuban adalah dari fetal urin,transudasi dari darah ibu,sekresi dari epitel amnion,dan a mixed origin.Cairan amnion sangat penting artinya bagi tumbuh kembang janin  ke segala arah dengan jumlah sama sehingga pertumbuhannya menjadi simetris.Untuk pertama kalinya,cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah menjadi blastula.Selanjutnya,terjadi perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga mampu melakukan tugas utamanya untuk berimplantasi di dinding uterus bagian depan atau belakang atasnya.
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya seiring dengan makin tuanya usia kehamilan.Pada kehamilan sangat muda,air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya.Pada trimester II kehamilan,air ketuban dibentuk oleh difusi ekstraseluler melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin.Selanjutnya,setelah trimester II,terjadi pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencing janin.
Jika produksinya makin berkurang,disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : insufisiensi plasenta,kehamilan post term,gangguan organ perkemihan-ginjal,janin terlalu banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion” dengan criteria : jumlah kurang dari 200 cc,kental,dan bercampur dengan mekonium.




1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah oligohidramnion dan manajemennya dalam asuhan kebidanan
1.2.2 Tujuan Khsusus
Agar dapat mengetahui mengenai :
a.       pengertian oligohidramnion
b.      penyebab terjadinya oligohidramnion
c.       tanda dan gejala oligohidramnion
d.      patofisiologi oligohidramnion
e.       hal yang dapat dilakukan ibu hamil yang menderita oligohidramnion
f.       Prognosis oligohidramnion
g.      Penatalaksanaan oligohidramnion
h.      konsep manajemen asuhan kebidanan oligohidramnion











BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Konsep Teoritis Oligohidramnion
2.1  Definisi
·         Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
·         Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil. Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.
2.2  Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Oligohidramnion biasanya dikaitkan dengan salah satu kondisi berikut:
·         Pecahnya membran ketuban.
·         Masalah kongenital tidak adanya jaringan ginjal fungsional atau uropati obstruktif seperti kondisi yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke dalam kantung ketuban dan malformasi saluran kemih janin.
·         Penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan produksi urin berkurang.
·         Kehamilan post-term
·         Gangguan pertumbuhan pada janin
·         Kelainan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urinnya sedikit. Padahal urin termasuk sumber utama air ketuban
·         Kehamilan lewat waktu sehingga fungsi plasenta atau ari-ari menurun
·         Penyakit ibu, seperti darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah dan penyakit otoimun seperti lupus. 


2.3  Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
-     Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
-     Tidak terbentuk air kemih
-     Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.
1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas.


 Gambar
                                                
2.4  Gambaran Klinis / gejala.
a.       Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
b.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
c.       Sering berakhir dengan partus prematurus.
d.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
e.       Persalinan lebih lama dari biasanya.
f.       Sewaktu his akan sakit sekali.                                             
g.      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
h.      Janin mudah berpindah tempat.
i.        Perlambatan tinggi fundus.

2.5  Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
-   USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
-   Rontgen perut bayi
-   Rontgen paru-paru bayi
-   Analisa gas darah.
Cara mengeceknya :
 Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran kedalaman gambaran air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Dilakukan lewat USG (ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar antara 10-20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut oligohidramnion.
2.6  Akibat Oligohidramnion
a.       Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan ,keguguran,janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
b.      Jika terjadi pada trimester kedua kehamilan, akan amat mengganggu tumbuh kembang janin.
c.       Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
d.      Jika terjadi menjelang persalinan, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kelahiran. Seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah. Buntutnya, persalinan jadi lama atau malah “berhenti”.
2.7  Tindakan Konservatif
a.       Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
b.      Hidrasi.
c.       Perbaikan nutrisi.
d.      Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
e.       Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
f.       Amnion infusion.
g.      Induksi dan kelahiran.
Hal  yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan oligohidramnion adalah :
·         Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
·         Banyak istirahat
·         Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
·         Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
·         Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.
Tindakan Dokter
            Jika tidak terjadi peningkatan jumlah air ketuban yang disertai dengan tanda-tanda tidak sesuainya pertumbuhan berat janin dan terganggunya aliran darah,tali pusat biasanya dokter akan memutuskan segera melahirkan janin.Apalagi jika ditemukan pada kehamilan cukup bulan.

2.8  Oligohidramnion Awitan Dini
            Sejumlah keadaan dilaporkan berkaitan dengan pengurangan cairan amnion (Tabel 15-1).Oligohidramnion hamper selalu tampak jelas jika terdapat obstruksi saluran kemih janin atau agenesis ginjal.sebanyak 15 hingga 25 % kasus yang dilaporkan berkaitan dengan anomaly-anomali janin diperlihatkan di (Tabel 15-2).Kebocoran kronis akibat adanya defek di membrane dapat cukup banyak mengurangi volume cairan,tetapi umumnya segera terjadi persalinan.Terpajan inhibitor ACE juga dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion.






Tabel 15-1 Keadaan yang berkaitan dengan oligohidramnion
Janin
Kelainan kromosom
Anomaly congenital
Hambatan pertumbuhan
Kematian
Kehamilan posmatur
Ketuban pecah
Plasenta
Solusio
Transfuse kembar-ke-kembar
Ibu
Insufisiensi uteroplasenta
Hipertensi
Preeklamsia
Diabetes


Obat
Inhibitor prostaglandin sintase
Inhibitor angiotensin-converting enzyme
Idiopatik

2.9  Prognosis
            Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin yang hidup.Sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus.Oligohidramnion dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion dan bagian-bagian janin serta dapat menyebabkan cacat serius termasuk amputasi.Selain itu,dengan tidak adanya cairan amnion,janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh disertai cacat musculoskeletal seperti jari tubuh.

Tabel 15-2 Anomali Kongenital yang berkaitan dengan oligohidramnion
Sindrom pita amniotic
Jantung : tetralogi Fallot,cacat septum
Kelainan kromosom :triploidi,trisomi 18,sindom turner
Hernia diafragmatika
Kemih kelamin
Skeletal : sirenomalia,agenesis sacrum,tidak adanya radius,sumbing wajah.
Transfuse kembar-ke-kembar


2.10          Hipoplasia paru
            Hipoplasia paru dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion awitan-dini dan terjadi pada sekitar 15% janin oligohidramnion yang teridentifikasi selama dua trimester pertama.pada kehamilan ini,terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan hipoplasia paru.Pertama,penekanan toraks dapat menghambat pergerakan dinding toraks dan pengembangan paru.Kedua,tidak adanya gerakan bernapas janin mengurangi aliran masuk cairan ke paru.Model ketiga dan yang paling diterima mengusulkan bahwa terjadi kegagalan menahan cairan amnion atau peningkatan aliran keluar disertai gangguan pertumbuhan dan perkembangan paru.Oleh karena itu,jumlah cairan amnion yang dihirup oleh janin normal berperan penting dalam pertumbuhan paru.
Komplikasi oligohidramnion dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.       Dari sudut maternal
Komplikasi oligohidramnion  pada maternal praktis tidak ada kecuali akibat persalinannya oleh karena :
a)      Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
b)      Persalinan dengan tindakan operasi SC
Dengan demikian komplikasi maternal adalah  trias komplikasi persalinan dengan tindakan perdarahan,infeksi,perlukaan jalan lahir.
2.      Komplikasi terhadap janinnya adalah :
a)      Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung pada janin :
·         Deformitas janin :
ü  Leher terlalu menekuk – miring
ü  Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
ü  Deformitas ekstremitas
ü  Talipes kaki terpelintir keluar
·         Kompresi tali pusat langsung  sehingga dapat menimbulkan  fetal distress
·         Fetal distres menyebabkan  makin terangsangnya nevus vagus dengan dikeluarkannya  mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
ü  Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernafas karena paru mengalami hipoplasia sampai atelektase paru.
 



Bottom of Form




















                                                                                                                    




ü  Sirkulus yang sulit diatasi ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauteri.
b)      Amniotic band
·         Karena sedikitnya air ketuban ,dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung  antara membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan  gangguan tumbuh kembang janin intrauteri.Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena hubungan  atau ikatan dengan membrannya.
2.11          Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mengetahui oligohidramnion dengan jelas dapat dilakukan tindakan “amnioskopi” dengan alat khusus amnioskop.
Indikasi amnioskopi adalah :
v  Usia kehamilan sudah di atas 37 minggu
v  Terdapat preeclampsia-berat atau eklampsia
v  Bad obstetrics history
v  Terdapat kemungkinan IUGR
v  Kelainan ginjal
v  Kehamilan post date
Hasil yang diharapkan adalah :
1.   Kekeruhan air ketuban
2.   Pewarnaan dengan mekonium
Komplikasi tindakan amnioskopi adalah :
1.   Terjadi persalinan premature
2.   Ketuban pecah-menimbulkan persalinan premature
3.   Terjadi perdarahan-perlukaan kanalis servikalis
4.   Terjadi infeksi asendens
Teknik diagnosis oligohidramnion dapat mempergunakan ultrasonografi yang dapat menentukan :
1.   Amniotic fluid index (AFI) kurang dari 5 cm
2.   AFI kurang dari 3 cm disebut moderate oligohidramnion
3.   AFI kurang dari 2-1 cm disebutnya severe oligohidramnion

Salah satu bentuk oligohidramnion adalah akibat ketuban pecah menjelang aterm sehingga dapat menimbulkan komplikasi serius pada janin.Untuk mengurangi tekanan langsung otot rahim terhadap tali pusat/plasenta yang menimbulkan  fetal distress dilakukan upaya “amniotic infusion” suatu terapi yang bersifat sementara untuk mengurangi kompresi dan ada kemungkinan untuk meningkatkan persalinan per vaginam.
Bentuk amniotic infusion adalah :
a.       Bolus amniotic infusion :
v  Berikan infus sebanyak 10-15 cc/menit sampai tercapai jumlah 800 cc
v  Tetesan dikurangi sampai terdapat tambahan 250 cc,untuk mengurangi kompresi terhadap tali pusat dan lainnya.
Teknik bolus amniotic infusion ,dapat menurunkan kejadian fetal distress dan meningkatkan kemungkinan persalinan pervaginam.
b.      Continous amniotic infusion
v  Diberikan 10 cc/menit selama 1 jam
v  Diikuti 3 cc/menit sampai tercapai kompresi menghilang.
Amniotic infusion  ada kemungkinan berhasil,tetapi jika tetap terjadi fetal distress,peningkatan bandle tidak terjadi penurunan,maka tindakan obstetrinya adalah dilakukan SC.
2.12          Penatalaksanaan :
·         USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
·         Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
·         Banyak istirahat
·         Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
·         Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
·         Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.



BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan data dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1.      Data subjektif
a.       Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.
b.      Keluhan utama
Merupakan alasan kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang dirasakan ibu.
c.       riwayat perkawinan
kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin.karena ini akan mempengaruhi kehamilan ibu.
d.      Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia  kehamilan dan tafsiran persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid dan apakah ada merasakan nyeri saat haid.
e.       Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
·         Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual muntah,dll.
·         Persalinan yang lalu
Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan bagaimana keadaan bayi bayi saat lahir (PB/BB),dan apakah ada penyulit.
·         Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana dengan laktasinya.
f.       Riwayat kehamilan sekarang
·         Kemungkinan klien merasakan mula muntah dan perdarahan.
·         Kapan klien merasakan pergerakan pertama kali.
·         Apakan pasien ada melakukan pemeriksaan sebelumnya.
·         Dan apakah pasien sudah mendapat imunisasi TT.
g.      Riwayat kesehatan
·         Riwayat kesehatan yang lalu:
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
·         Riwayat kesehatan sekarang:
·         Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
h.      Riwayat kesehatan keluarga
kemungkinan ada anggota keluarga menderita penyakit keturunan,penyakit menular, riwayat kehamilan kembar,dll.
i.        Riwayat kontrasepsi
kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.
j.        Riwayat seksualitas
apakah klien ada mengalami gangguan  dengan aktifitas seksualnya.
k.      Riwayat social,ekonomi,dan budaya
Bagaimana hubungan klien dengan suami, keluarga, dan masyarakat. kemungkinan ekonomi yang kurang mencukupi, dan adanya kemungkinan kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan klien.
l.        Riwayat spiritual
kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.
m.    Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan kehamilan ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.



2.      Data objektif
Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
a.       pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b.      TTV:meliputi pemeriksaan tekanan darah,suhu,nadi,dan pernafasan.
c.       pemeriksaaan fisik
Ø  Secara inspeksi :yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
·         Mata                   :  oedema atau tidak
·         Konjungtiva       :  pucat atau tidak
·         Sclera                 :  ikhterik atau tidak
·         Mulud dan gigi :   lidah bersih atau tidak,gigi ada karies atau tidak
·         Leher                  :  kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar getah bening ada pembengkakan atau tidak.
·         Payudara            :  simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak
·         Abdomen           :  ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU dan apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
·         Vulva                 :  bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau tidak
·         Vagina               :  ada pengeluaran dari vagina atau tidak
·         Anus                  :  ada haemoraid atau tidak
·         Ekstremitas        :  ada kelainan atau tidak

Ø  Secara palpasi 
·         Leopold I           :  Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang terdapat di fundus,mis:kepala,bokong atau yang lainnya.
·         Leopold II         :  Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian kiri dan kanan perut klien,kemungkinan teraba punggung,anggota gerak,bokong atau kepala.
·         Leopold III        :  Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian terbawah dari perut ibu,kemungkinan teraba kepala,bokong atau yang lainnya.
·         Leopold IV        :  Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke rongga panggul ibu dan seberapa masuknya dihititung dengan perlimaan.

Ø  Secara auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau tidak, bagaimana intensitasnya dan dimana punctum maximumnya.
Ø  Secara perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B dan penyakit syaraf.
d.      pemeriksaan tafsiran TBBJ
Kemungkinan BB janin normal atau tidak dengan menggunakan rumus:
            (TFU dalam Cm – 13 ) x 155
3.      Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan labor)
Darah :Hb,hematongkrit,golongan darah,dan kadar sterol.
Urine  :untuk pemeriksaan protein urine,glukosa urine dan aseton urine.

Langkah II : Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data- data yang telah di kumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan  menjadi masalah atau diagnosa yang spesifik . rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat di defenisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami pasien yang di identifikasi sesuai dengan hasil pengkajian. Beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis tetapi sebenarnya membutuhkan penanganan yang di tuangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Dalam inteprestasi  data ada 3 komponem penting yang terdapat di dalamnya,yaitu:
a.       Diagnosa
Ny”  “umur….  G…P…A…H… usia kehamilan …..minggu dengan kejadian oligohidramnion
Dasar : HPHT,uterus lebih kecil dari usia kehamilan,dan ibu merasakan nyeri perut saat
pergerakan anak.
b.      Masalah
Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.
c.       Kebutuhan
1.      berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
2.      Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu tidak  mengalami nafas.
3.      Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
4.      Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
5.      Pemantauan kesejahteraan janin.
Dasar :cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.

Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa potensial
Pada langkah ini kita lakukan identifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan identifikasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil melakukan pengamatan pada klien,dan bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah:
·         Gangguan tumbuh kembang janin.
Dasar : janin tidak dapat melakukan gerakan yang bebas karena cairan amnion yang       kurang.
  • Terjadi cacat bawaan pada janin
Dasar : karena tekanan pada tubuh janin
  • Tidak efektifnya kontraksi rahim pada saat persalinan
Dasar : akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah.
·         Terjadinya partus prematurus
     Dasar : janin mengalami tekanan dari dinding rahim.
Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
            Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama  dengan anggota tim kesehatan  lain yang sesuai dengan kondisi klien.kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan oligohidramnion antara lain :
a.       Gawat janin
Tindakan yang dilakukan jika terjadi gawat janin :
1)      Posisi tidur ibu miring kekiri
2)      Pemberian O₂  6 liter per menit
3)      Pemberian cairan oral maupun parenteral (infuse dextrose 10 % tetesan cepat )
b.      Kolaborasi dengan tim medis untuk rencana asuhan lanjutan.
Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik dan maupun klien agar perencanaan dapat dilakukan dengan dengan efektif.Semua keputusan harus bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.      Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.      Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.      Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.      Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sebelum hamil
6.      Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.      Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.      Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.      Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.  Jadwalkan kunjungan ulang
11.  kolaborasi dengan dokter kandungan
12.  Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
            Pada langkah ini rencana  asuhan menyeluruh yang telah  diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya.Jika bidan tidak melakukan sendiri,ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Bila bidan berkolaborasi  dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami  komplikasi maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan  bersama yang menyeluruh tersebut.Manajemen  yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
1.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.      Memberitahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.      Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.      Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sebelum hamil
6.      menganjurkan ibu untuk  memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.      Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.      Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.  Menjadwalkan kunjungan ulang
11.  Kolaborasi dengan dokter kandungan
            12.Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.






BAB IV
PENUTUP


4.1  Kesimpulan
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil.atau suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.Gejalanya yaitu,uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan,ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak,bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas,bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

4.2 Saran
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.












Daftar Pustaka
Prof.Dr.Rustam Mochtar,MPH :Sinopsis Obstetri edisi 2
Prof.dr.I.B.G.Manuaba,Sp.OG(K) :Kuliah Obstetri
Keeneth J.Leveno dkk : Obstetri William
Helen varney dkk : Buku saku bidan




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar